Kamis, 31 Agustus 2017

Surat Kecil Untuk Ayah



Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar…..
Laa – ilaaha – illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil – hamd.

 Ayah, malam ini suara takbir itu kembali dikumandangkan, begitu merdu dan syahdu sampai ditelingaku. 

Ayah, suara takbir itu masih berdengung jelas ditelingaku, walaupun aku telah menyadarinya bahwa ternyata, itu saat 4 tahun yang lalu terakhir aku mendengarkan suara takbir itu darimu  Ayah.

Ayah,....,

Ayah.....,

Malam ini,  izinkan aku  jujur kepadamu

Ayah....,
Aku sangat meridukan Ayah !
Saangaat merindukan Ayah !
Merindukan sosok laki-laki pertama yang mengumandangkan Adzan ke telingaku,
Sosok laki-laki pertama yang memanggilku dengan sebutan ''Nak",
Seorang laki-laki yang selalu setia menemani ibuku  disaat suara tangisku membangunkanmu dengan ibuku dikeheningan malam karena rewelku.



Iya, itu adalah 'Ayahku'.

Yah betul, dia adalah 'Ayahku'.




Ayah yang selalu mengajarkanku banyak hal dalam menjalankan kehidupan ini.

Ayah aku akan selalu mengingat nasihatmu, dan  aku akan buktikan pada dunia bahwa  engkau lah mentor yang paling luar biasa buat diriku hingga aku bisa menjadi atas apa yang telah engkau do'akan untuk anakmu ini.

AKU JANJI AYAH !

Ayah,  aku yakin engkau selalu ada dalam setiap hembusan nafasku,

Aku sangat yakin dengan itu !!!

Aku sayang Ayah..,

Teruntukmu Ayah (Alm. H.HADE DM) 24 Februari 2013


Rabu, 07 Juni 2017

Assalamualaikum wr.wb

Kehidupan ini mengajarkan kita banyak hal tentang bagaimana cara kita menghargai, mencintai dan menyayangi orang tua, keluarga, sahabat-sahabat, para rasul-rasul, dan terlebih kepada Allah SWT.

Gambar terkait
Saya cinta pada Allah SWT..,
Saya cinta Rasul-Rasulku...,
Dan saya cinta kepada kedua orang tuaku...,

Berbicara tentang keluarga dan orang tua, begitu mendengar hal semua itu yang terlintas di pikiranku adalah "sebuah perjuangan" yang dimana kedua orang tuakulah yang memperjuangkan dirinya demi kelahiran anak-anaknya, ibu yang selalu membawaku kemana dia pergi  meski aku masih berada didalam kandungannya selama 9 bulan demi kelahiranku, ayah yang rela panas-panas penuh dengan keringat demi mencari nafkah untuk aku, kakak-kakakku dan ibuku.  itu adalah sebuah PERJUANGAN.

"Yah itu adalah sebuah perjuangan yan dilakukan orang tua untuk keluarganya".


Perkenalkan nama saya Three Putri Welha. nama ayah saya H.Hade, A.Ma.Pd,  dan ibu saya bernama Hj. Wellang yang tumbuh dikeluarga sederhana dan saya merupakan anak Bungsu dari keempat bersaudara.

kelahiranku dikeluarga yang sederhana mengajarkanku untuk lebih menghargai kehidupan ini, semangatku tidak akan pernah pudar untuk menjalani kehidupan ini.

bagiku keluarga harus dijadikan sebagai raja dan ratu, hargai dan sayangilah keluarga kalian...

semangaat

Senin, 10 April 2017

HARUS DENGAN USAHA DAN DO'A

Halo kakak
Aku yang dibagian kanan
Mau jadi polisi loh kk !
Kak, kalau aku yang d bagian kiri
Mau jadi ahli laboratorium terkenal kk (karena saya sangat suka campurin air warna hijau dengan warna yang lainnya di dalam botol kecil kak, sama satu lagi kak mau jadi astronot kk soalnya bisa ke bulan kk). Halo kakak.. Kalau aku yang dibagian tengah
Mau jadi chef terkenal kk sama mau jadi professor kk
Aku sekarang udah bisa goreng telur loh kak.
wawww luar biasa kalian...
Kakak salut ...
Kakak bangga... Semoga Cita -cita kalian tercapai semuanya. .
Aaamin. .. (ayo tentukan Cita - Cita kalian dari sekarang masa kalah sama @triotupret) hehhe
Kuncinya :
Rajin beribadah, patuh dan sayang sama ke-2 orang tua, rajin belajar, berdoa, yakin dan berusaha. Sopan santun kepada semua orang. Yang jelasnya jangan sombong Yah. ......

NILAI, ETIKA DAN MORAL HARUS TETAP TERJAGA

masih teringat tentang kalian, pertama kali masuk kelas semuanya pada berlarian masuk didalam kelas dan mengatur posisi tempat duduk masing-masing dan menyambut kami dengan penuh bahagia..,
dan lucunya, kalian tidak mau pulang sebelum kalian maju bersalaman dan mencium tangan kami semua..,
kami salut dan bangga dengan kalian..,
semangat belajar kalian sangat luarbiasa..,
kuncinya : tetap rajin belajar, patuh sama orang tua, sopan sama semua orang, rajin beribadah, dan yang pastinya jangan sombong yah jika kalian udah capai mimpi dan cita-cita kalian....,


Ubah pikiran anda dari pikiran Irasional menjadi pikiran Rasional









Hay sobat, kalian pernah nggak sih jika ngalamin sebuah permasalahan dikit aja langsung ngeluh, langsung patah semangat, ngatain diri sendiri nggak berguna, sampai-sampai berniat untuk  bunuh diri?
Ternyata setiap perkataan negativ yang kita ucapkan dari bibir kita adalah do’a untuk kehidupan kita loh !

Bayangin coba jika kita selalu berkata “aku ini bodoh”, “aku ini nggak berguna” ! wah jelas kebodohan dan ketidakberdayaan itu selalu melekat dalam diri kita.

Nah maka dari itu, untuk terus menjadikan hidup kita ini berguna dunia akhirat dan selalu bahagia, yuk
Lakukan cara ini :
1.       Ubah pikiran anda dari kata “ aku TIDAK bisa” menjadi “ aku BISA”
2.       “Aku BODOH” menjadi “ aku PINTAR, aku CERDAS”   
3.       “aku TIDAK mampu” menjadi “aku MAMPU”
4.       “Aku TIDAK baik” menjadi “aku BAIK”
5.       “aku telah GAGAL” menjadi “aku HARUS MENCOBA LAGI”



Merry Riana berkata “Semua orang sukses pernah mengalami kegagalan, bahkan merasakan kesialan yang bertubi-tubi. Tapi mereka tidak runtuh, malah selalu belajar dari setiap kegagalan dan kesalahan´
AKU BISA, AKU BISA, AKU BISA !
KAMI SEMUA BISA

Jumat, 31 Maret 2017


Three Putri Welha


Inilah Ayah dan Ibu saya yang sangat luarbiasa membimbing, mengasuh , dan mendidik saya


ssalamualaikum warohamtullahi wabarokatuh, salam saudara, saya ini anak dari pasangan ALM. H.HADE DM, A.Ma.Pd, dan HJ. WELLANG, nama saudara saya H. bASNUR,S,si, HJ. NURCAHAYA, ROSMASANTRI, S.Pd, dan saya adalah anak terakhir(anak bungsu) saya dilahirkan kota wajo. saya alumni SDN 83 WORONGNGE, SMPN 2 SABBANGPARU, SMAN 3 SENGKANG UNGGULAN KAB. WAJO, dan impian saya ingin memasuki salah satu PTN di KALTIM yaitu di UNIVERSITAS MULAWARMAN FAKULTAS PSIKOLOGI, impian saya untuk mengenali pribadi saya sebenarnya, dan menjadikan negeri ini negri yang aman dan damai supaya berjalan apa yang diikuti oleh hati dan pribadi kita sebenarnya. AMIINNN
Selasa, 02 Juni 2015
KESAN DAN PESAN PESERTA SELAMA MENGIKUTI OLIMPIADE PASAR MODAL


Peserta Pasar Modal Nasional Tahun 2013
Penuturanku Three Putri Welha (XI IPS.1 SMAN 3 SENGKANG UNGGULAN KAB. WAJO)

Sepulang saya dari mesjid SMA negeri 3 Sengkang. Tiba-tiba saya mendapat kabar dri teman-teman sekelas saya bahwa, saya bersama HAJWAD NURBEITI dengan SUPARDI bahwa kami dari perwakilan kelas XI.IPS 1 di utus untuk mengikuti lomba olimpiade pasar modal di Makassar untuk membawakan nama baik SMA negeri 3 Sengkang Uggulan kabupaten Wajo. Lombanya akan diadakn pada tanggal 3 October 2013. Dan pada saat itu saya sempat kaget karena waktunya tinggal beberapa hari lagi sedangkan materi tentang pasar modal belum pernah dipelajari sedikit pun. Tapi kami dan Pembina ekonomi yaitu Bapak NURDIN M, S.Pd sekaligus wali kelas XI.IPS 1, setiap sore kami selalu mengikuti bimbingan pasar modal bersama bapak dengan penuh semangat dan selalu optimis untuk menjadi juara. Walaupun materinya belum terlalu kami pahami tapi kami tetap selalu berusaha untuk memebrikan yang terbaik untuk sekolah kami tercinta dan bahkan untuk membanggakan orang tua dan keluarga kami.
Pada hari rabu siang tanggal 2 october 2013 tepatnya pada pukul 12.00 saya dan SUPARDI diberikan surat izin dari bapak NURDIN untuk pulang secepatnya ke rumah mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke Makassar pada sore itu. Sorenya sekitar pukul 15.00 saya pun bergegas ke rumah tante saya di Salojampu untuk menunggu bapak dan teman-teman saya menjemput saya yang akan berangkat ke Makassar, walaupun di perjalanan saya mendapatkan banyak rintangan mulai ban motor saya kempes, kaca spion motor saya jatuh sehingga cerminnya pecah dan bahkan parahnya jembatan yang menghubumgkan jalanan dari salojampu menuju rumah saya itu putus jadi terpaksa saya dan motor saya harus naik perahu untuk menyebrang ke salojampu begitupun sebaliknya. Tetapi saya pun tidak pernah mengeluh dan putus asa dalam menghadapi semunya, saya tetap optimis untuk pergi ke Makassar mengikuti olimpiade pasar modal tersebut.
Sesampainya di rumah tante saya, kira-kira 15menit mobilnya pun datang menjemput saya. Saya pun langsung naik ke dalam mobil ternyata yang di dalam mobil ada pak RAHMAN dan pak NURDIN, pak RAHMAN yang nyetir mobilnya sedangkan pak NURDIN duduk di depan di samping kiri, selain pak RAHMAN dan pak NURDIN ada teman-teman saya, yaitu saya dan HAJWAD duduk di bagian tengah dan SUPARDI duduk sendiri dibelakang yang hanya ditemani koper-koper kami semua.
Perjalanan dari kota Sengkang ke Makassar kira-kira membutuhkan waktu 7 jam perjalanan. Ditengah perjalanan saya, Hajwad, dan Pardi membuka buku dan mempelajari kembali materi tentang pasar modal yah cuam sebagian saja yang masuk di otak kami, karena kepala kami semua sudah merasa pusing di dalam mobil, tanpa disadari kamipun tertidur lelap. Sekitar pukul 19.00 WITA malam kami singgah beristirahat makan dan shalat di WARKOP CIJANTUNG sebelum melanjutkan perjalanan kami.Sekitar pukul 23.00 WITA kami berlima sampai di Makassar, dan kami memutuskan untuk menginap di rumah salah satu kakak alumni SMA 3 SENGKANG. Setelah sampai di kamar, saya dan Hajwad berbincang-bincang beberapa saat sebelum tidur.
Pagi hari yang di tunggupun tiba, setelah mandi dan berpakaian kami menuju ke tempat olimpiade yaitu di SMA 17 MAKASSAR. Saat sampai di gerbang saya merasa sangat senang karena disana kami bertemu dengan teman-teman dari SMA 2 sengkang dan kami juga mempunyai teman baru yang berasal dari SMA 1 BELAWA. Bukan hanya itu kami semua mendapat pelajaran yang banyak sewaktu disana Saat panitia datang kami merasa kagum karena mereka mempunyai usia yang bisa terbilang masih muda dan menjadi kepala cabang PASAR MODAL di Makassar. Saat soal di bagikan aku mengerjakannya dengan serius dan penuh konsentrasi, yahh walaupun aku tidak mengerti dengan beberapa istilah yang ada.
Setelah mengerjakan soal, aku dan teman-teman di suruh menunggu untuk menunggu pengumuman pemenang yang akan di umumkan. Setelah menunggu -+2 jam akhirnya para panitiapun datang dan mengumumkan para pemenangnya. Selamat bagi para pemenang yaitu SMA 1 palopo sebagai juara 3 , SMA 5 makale sebagai juara 2 , dan SMA 15 makassar yang keluar sebagai juaranya. Memang ada rasa kecewa yang saya bertiga rasakan karena kami tidak bisa membawa hasil yang memuaskan untuk sekolah, tapi di setiap pertandingan pasti ada yang menang dan yang kalah, jadi ikhlaskan saja. Dan ini pun menjadi suatu motivasi bagi diri saya dan teman-teman saya untuk menjadi yang jauh lebih baik lagi.
Sedari SMA 17 makssar, kami menuju ke kantor cabang BURSA EFEK INDONESIA di jln.AP PETTARANI Makassar, akan tetapi kantor itu tertutup karena karyawan sedang istirahat dan kami di suruh kembali pada pukul 14.00. setelah dari kantor cabang bursa efek, kami pergi ganti pakaian di kantor DEPARTEMEN TINGGI AGAMA dan disana Pak Nurdin bertemu dengan teman lamanya yang tidak pernah beliau temui selama 23 tahun. Setelah selesai ganti pakaian kami pergi beristirahat di salah satu masjid sekalian shalat dzuhur di sana.
Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WITA kami kembali ke kantor bursa efek, disana kami berfoto bersama, dan kami di perbolehkan masuk ke perpustakaannya. Di perpustakaan, ada sebuah lemari besar yang isinya skripsi dari mahasiswa – mahasiswi dari jurusan ekonomi seluruh universitas yang ada di Makassar. kami tidak berlama-lama disana, kami langsung berangkat ke Mall PANAKUKANG. Disana kami berlima berpencar dan bertemu kembali d tempat parkiran pada pukul 16.30. banyak kejadian lucu terjadi di MALL, mulai dari SUPARDI yang kaget gara-gara tangannya di tarik oleh salah satu SPG, berfoto-foto ria yang akhirnya membuat dompetku, hajwad, dan supardi menjadi minus dan cerita waktu aku dan hajwad hampir tersesat di dalam Mall.
Waktu sudah menunjukkan waktu 17.00 wita. Kami berlima pun memutuskan kembali ke sengkang. Pada pukul 20.30 kami kembali beristirahat di warkop cijantung. Disana, supardi menumpahkan air kobokan sehingga salah satu pegawai disana hampir jatuh di buatnya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami kembali menuju sengkang. Di dalam perjalanan kami dan bapak di dalam mobil saling menceritakan pengalaman-pengalaman yang didapatkan tadi selama di Makassar, dan bahkan lucunya ternyata pak Rahman punya saudara kembar yang tinggal di Makassar yang hamper membuat saya malu karena saya mengiranya pak rahman ternyata itu kembarannya pak rahman, di situlah kami tertawa terbahak-bahak semua di dalam mobil. Dan setelah itu bapak pun langsung mengatakan kepada kami semua bahwa walaupun kami tidak mendapatkan juara tetapi kami semua harus tetap semangat dan harus tetap bangga untuk sekolah kita tercinta karena SMA 3 sengkang masih di berikan undangan untuk mengikuti lombanya, ini semua sebuah pembelajaran yang baik untuk kita semua.
KESAN : aku jadi lebih tahu tentang pasar modal, dan telah melihat langsung bursa efek yang ada di Makassar walaupun tidak banyak tapi aku sudah mengetahui dasar-dasar dari pasar modal. Dan juga telah dapat melihat langsung tentang bagaimana cara-cara dalam mengelola bursa efek pasar modal. Dan Aku juga dapat pengalaman yang berharga bersama teman-teman dan itu semua tidak akan pernah aku lupakan.
PESAN: bagi teman-teman dan adik-adik yang ingin mengikuti olimpiade pasar modal sebaiknya belajar jauhlah dari sebelum hari Hnya. Karena apabila ada sesuatu yang akan dilakukan dan dan dipelajarai sebelum-sebelumnya yang didasari dengan niat yang baik dan usaha yakinlah pasti anda akan mendapatkan hasil yang baik juga. Tetapi jika anda memang tidak dapat keluar jadi seorang juara tapi janganlah langsung cepat berputus asa karena kekalahan bukan akhir dari segalanya, masih ada hari esok yang menunggu kita. SALAM ANAK SOSIAL, ANAK SOSIAL JUGA BISA. (Three Putri Welha)

Selasa, 28 Maret 2017



Laporan Survei Fenomena Komunitas luar yang ada pasca Kebakaran di Karang Asam Samarinda Kalimantan Timur
Tempat            : Karang Asam
Pukul               : 11.30 WITA
Narasumber     : Ibu Kustiatu dan Bapak Mustakim
(Prolog)                              
A.    HASIL OBSERVASI
Kami dari mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Mulawarman angkatan 2015, mendapatkan tugas psikologi sosial dari dosen Andreas Agung Kristanto, S.Psi., M.A, mengobservasi fenomena kebakaran  di Karang Asam untuk mensurvei fenomena komunitas luar yang ada pasca kebakaran di Karang Asam Samarinda Kalimantan Timur. Pada hari Sabtu, 19 Maret 2016 pukul 11.30 WITA. Kami datang ke TKP  untuk mensurvei langsung di lokasi, dan kami melihat seorang Ibu dan Bapak tengah memungut barang-barang bekas, diantaranya tembaga yang sudah  terbakar,  panci rusak, dan masih banyak pernak-pernik dan besi-besi yang masih  layak jual yang ia pungutnya. Inilah aktivitas pemulung yang dilakukan ditempat kejadian kebakaran.
Tampaknya Ibu dan Bapaknya kelihatan bersemangat meski perasaannya capek dan kepanasan mencari barang-barang bekas di siang hari bawah terik matahari, ibu dan bapaknya tetap saja sibuk mencari barang tersebut. Dan kami pun masih tetap memperhatikan bapak dan ibunya dari kejauhan, dan tampaknya ibunya  mengalami kesusahan mendorong gerobaknya yang berisikan  barang dan besi bekas sisa-sisa kebakaran, gerobak ibunya sudah tidak layak pakai ditambah lagi dengan muatan yang ada didalam gerobak, dapat dipastikan muatan itu sudah sangat berlebih. Gerobak itu sempat terperosok ke lubang, melihat kejadian tersebut kami berempat tidak berdiam diri, kami pun membantu mendorong gerobak hingga gerobak tersebut dapat berjalan lagi. Setelah itupun kami bertanya-tanya kepada ibu pemulung ini dan dihampiri oleh suami ibu tersebut.
HASIL SURVEI WAWANCARA
1.      Permisi maaf, mengganggu waktu Ibu kalau boleh tau nama Ibu dan bapak siapa yah,  ibu dan bapak darimana  ngapain ibu memungut barang-barang bekas ini?
Jawab :
iya, nama Ibu Kustiatu dan Bapaknya Mustakim, kami dari Rimbawa dan ini     barang-barang bekas kebakaran dan kami akan menjualnya ke pabrik daur ulang.
2.      Sejak kapan Ibu dan Bapak berada di tempat ini, untuk mencari barang-barang bekas disini?
Jawab :
Kami berada ditempat ini satu hari setelah kebakaran, namun sebelumnya terjadi kebakaran memang tempat ini sudah menjadi tempat dominan kami mencari barang-barang bekas, karena kami melihat tempat ini banyak barang bekas kebakaran yang terlantar di tanah yang tidak di pake lagi daripada menjadi sampah, kami berinisiatif untuk memungutnya dan menjualnya kembali karena bisa dikata cukup banyak.  Dan dijadikan daur ulang lagi untuk membutuhi biaya hidup, tujuannya juga untuk membantu masyarakat membersihkan lahan kebakaran ini.
3.      Jadi kalau ibu sudah mendapatkan barang-barang bekas ini, kira-kira nilai jual per kilogramnya berapa?
Jawab :
Nilai jualnya 1kg lima ratus rupiah, namun setelah masih awal terjadinya kebakaran kami membeli barang-barang bekas seharga seribu rupiah dari masyarakat sekitar, dan itu tidak sebanding dengan yang kami jualnya lagi,jika dijual ke pabrik pengepul besi tua.
4.      Untuk sampai ke penjual pabrik daur ulangnya bapak dan ibu naik apa untuk sampai disana?
Jawab :
Yah, kami mendorong gerobak dari Karang Asam sampai ke Karang Paci, dengan jalan kaki.
5.      Apakah ibu asli orang samarinda atau Cuma pendatang, apakah ibu sudah berkeluarga, dan punya anak berapa?
Jawab :
Kami hanya perantau dari Sumatera Jawa Tengah, kami disini hanya pendatang untuk mencari pekerjaan, dan Alhamdulillah sudah punya  2 anak semuanya disini dan bekerja di Bigmall.
6.      Sudah berapa tahun ibu tinggal di Samarinda, dan apa alasan Ibu dan Bapak lebih memilih merantau ketimbang tinggal di Kota sendiri?
Jawab :
2 tahun dan Alhamdulillah sudah 3 kali balik ke Jawa. Alasannya, karena di Jawa lapangan pekerjaan terlalu sempit, dan akhirnya kami memutuskan merantau di luar Pulau Jawa.
7.      Bagaimana perasaan Ibu dan Bapak saat mendengar kebakaran Yang terjadi di Karang Asam?
Jawab :
Kami sangat kaget, dan turut berduka karena kasian para korban harus rela tidak mendapatkan tempat tinggal dan bahkan  semua pakaian terbakar.
8.      Apa pesan Ibu dan Bapak buat para korban dalam mengahadapi cobaan yang menimpanya?
Jawab :
Semoga tetap bisa menjalani kehidupan selanjutnya, dan bisa tabah dan ikhlas menerima cobaan semua ini pasti akan ada hikmahnya.
B.     OBSERVASI SELANG WAWANCARA
Dalam observasi selang wawancara, kami melihat bapaknya sangat inverioritas karena bapaknya merasa rendah dan kotor saat kami hendak bersalaman dengan bapaknya, begitupun sebaliknya dengan ibunya tidak ingin foto bersama dengan kami.
C.    KESIMPULAN

a)      Pikiran
Pikiran subyek tentang kejadian kebakaran ini yaitu, mereka berharap agar para korban tetap bisa menjalani kehidupan selanjutnya, dan bisa tabah dan ikhlas menerima cobaan semua ini pasti akan ada hikmahnya.
b)     Perasaan
Perasaan yang dimunculkan bapak dan ibunya yaitu perasaan sedih melihat banyaknya korban yang kebakaran tempat tinggal yang begitu luas lahan yang terbakar, dan perasaan capek namun masih saja tetap semangat mencari barang bekas untuk dijualnya. Meski kepanasan karena terkena spanasnya sinar matahari.
c)      Tingkah laku
Tindakan yang dimunculkan yaitu bapak dan ibunya sibuk memungut barang-barang bekas terutama besi bekas untuk dijualnya lagi ke pengepul besi tua agar di daur ulang lagi di pabrik daur ulang . Dan pada saat setelah barang-barang sudah dipungut bapak dan ibunya langsung menaikkan barang bekas tersebut di gerobak dan mendorongnya sampai ke Karang Paci. Dan kelihatanya sangat kesusahan mendorongnya karena sangat berat muatannya, selain itu bapak dan ibu tersebut sangat menerima dan merespon kehadiran kami untuk melakukan pendekatan terhadap mereka (ramah).

Jadi sebagai kesimpulan akhir dari survei kami yaitu bapak Mustakim dan ibu Rustiatu yang mencari barang-barang bekas di lokasi kebakaran di Karam Asam untuk menjualnya lagi, dan itu merupakan tempat atau pusat pencahariannya. Dan semoga para korban kebakaran dapat menerima musibah ini secara ikhlas dan tabah dan semuanya pati akan dilaluinya dengan baik. Karena setiap musibah yang diturunkan oleh Allah SWT semua pasti aka nada hikmahnya. Amin


Sabtu, 18 Maret 2017

Asal Mula Wajo

ASAL MULA WAJO
Wajo berarti bayangan atau bayang bayang (wajo-wajo).Kata Wajo dipergunakan sebagai identitas masyarakat baru 605 tahun yang lalu.

Di bawah bayang-bayang (wajo-wajo=bugis)pohon bajo diadakan kontrak sosial antara rakyat dan pemimpin adat dan bersepakat membentuk kerajaan wajo Perjanjian itu diadakan di sebuah tempat yang bernama Tosora yang kemudian menjadi ibu kota kerajaan Wajo.

Ada versi lain tentang terbentuknya Wajo yaitu kisah We Tadampali seorang putri dari kerajaan Luwu yang diasingkan karena menderita penyakit kusta. beliau dihanyutkan hingga masuk daerah tosora. Daerah itu kemudian disebut majauleng berasal dari kata maja (jelek/sakit) oli'(kulit). Konon kabarnya beliau dijilati kerbau belang di tempat yang kemudian dikenal sebagai sakkoli (sakke'=pulih ; oli = kulit) sehingga beliau sembuh dan kebali lagi menjadi cantik.

Saat beliau sembuh, beserta pengikutnya yang setia ia membangun masyarakat baru. Sehingga suatu saat datang seorang pangeran dari bone (ada juga yang mengatakan soppeng) yang beristirahat didekat perkampungan we tadampali. Singkat kata mereka kemudian menikah dan menurunkan raja-raja wajo Wajo

Dalam sejarah perkembangan kerajaan wajo, wajo mengalami masa keemasan pada zaman La tadampare puang rimaggalatung Arung Matowa Wajo ke-6 pada abad 15. Islam diterima sebagai agama resmi pada tahun 1610 saat Arung Matowa Lasangkuru Patau Mula Jaji Sultan Abdurrahman memerintah. Hal itu terjadi setelah Gowa, Luwu dan Soppeng terlebih dahulu memeluk Islam.

Pada abad 16 dan 17 terjadi persaingan antara kerajaan makasar (Gowa tallo) dengan kerajaan bugis (Bone, Wajo dan Soppeng) membentuk aliansi tellumpoccoe untuk membendung ekspansi gowa Aliansi ini kemudian pecah saat Wajo berpihak ke Gowa dengan alasan Bone dan Soppeng berpihak ke belanda. Saat gowa dikalahkan oleh armada gabungan bone, soppeng, voc dan buton, Arung matowa wajo pada saat itu La Tenri Lai To Sengngeng tidak ingin menandatangani perjanjian Bungayya.

Akibatnya pertempuran dilanjutkan dengan drama pengepungan wajo, tepatnya benteng tosora selama 3 bulan oleh armada gabungan bone dibawah pimpinan Arung Palakka.

Setelah wajo ditaklukkan, tibalah wajo pada titik nadirnya. Banyak orang wajo yang merantau meninggalkan tanah kelahirannya karena tidak sudi dijajah.

Hingga saat datangnya La Maddukkelleng Arung Matowa Wajo, Arung Peneki, Arung Sengkang, Sultan Pasir beliau memerdekakan wajo. Sehingga beliau mendapat gelar (Petta Pamaradekangngi Wajo) tuan yang memerdekaakan wajo.
La Maddukkelleng adalah seorang ksatria dari Wajo, Sulawesi Selatan. Pada masa kecilnya hidup di linglkungan istana ( Arung Matowa Wajo ).
menginjak masa remaja iya diajak oleh pamannya mengikuti acara sabung ayam di Kerajaan tetangganya Bone. Namun pada waktu itu terjadi ketidak adilan pada penyelenggaraan acara tersebut, dimana orang Wajo merasa dipihak yang teraniaya. La Maddukkelleng tidak menerima hal tersebut dan terjadilah perkelahian. Ia lalu kembali ke Wajo dalam pengejaran orang Bone, lalu lewat Dewan Ade' Pitue, ia memohon izin untuk merantau mencari ilmu.

Dengan berbekal tiga Ujung ( ujung mulut, ujung tombak, dan ujung kemaluan ). Ia berhasil di Negeri Kalimantan sampai Malaysia, dan merajai Selat Makassar, Hingga Belanda menjulukinya dengan Bajak Laut. Dia menikah dengan putri raja Pasir, dan salah seorang putrinya kawin dengan raja Kutai. Dia bersama pengikutnya terus menerus melawan Belanda. Setelah 10 Tahun La Maddukkelleng memerintah Pasir sebai Sultan Pasir, datanglah utusan dari Arung Matowa Wajo La Salewangeng yang benama La Dalle Arung Taa menghadap Sultan Pasir dengan membawa surat yang isinya mengajak kembali, karena Wajo dalam Ancaman Bone. La Maddukkelleng akhirnya kembali lagi ke Tana Wajo dan melalui suatu mufakat Arung Ennengnge (Dewan Adat) , beliau diangkat sebagai Arung Matowa Wajo XXXIV. Dalam pemerintahannya berhasil menciptakan strategi pemerintahan yang cemerlang, dan terus menerus melawan dominasi Belanda dan membebaskan Wajo dari diktean Kerajaan Bone, juga berhasil memperluas kekuasaan Kerajaan Wajo.


La Maddukkelleng Ksatria Wajo

La Maddukkelleng adalah putra dari Arung (Raja) Peneki La Mataesso To Ma'dettia We Tenriangka Arung (Raja) Sengkang, saudara arung Matowa Wajo La Salewangeng To Tenrirua (1713-1737). Karena Itulah La Maddukkelleng sering disebut Arung Singkang dan Arung Peneki. Pada Tahun 1713, Rajaq Bone Lapatau matanna tikka mengundang Arung Matowa Wajo La Salewangeng untuk menghadiri perayaan Pelubangan Telinga (pemasangan giwang) puterinya I Wale di Cenrana (daerah Kerajaan Bone). La Maddukkelleng ditugaskan pamannya (putra saudara perempuan La Salewangeng) ikut serta dengan tugas memegang tempat sirih Raja. Sebagaimana lasimnya dilakukan disetiap pesta Raja-raja Bugis-Makassar. Diadakanlah ajang perlombaan perburuan rusa (maddengngeng) dan sabung ayam (Mappabbitte). Pada saat pesta sabung ayam tersebut, ayam putra Raja Bone mati dikalahkan Ayam Arung matowa Wajo. Kemenangan itu tidak diakui oleh orang Bone dan mereka berpendapat bahwa petarungan itu sama kuatnya. Hal tersebutlah yang menyebabkan terjadinya keributan. Pada saat itu La Maddukkelleng turut serta dalam perkelahian dan mengakibatkan korban dipihak Bone lebih banyak dibanding pihak Wajo. Lontara Sukunna Wajo menyatakan bahwa pada waktu kejadian tersebut terjadi tikam menikan antara orang Wajo dengan Orang Bone di Cenrana, Saat itu La Maddukkelleng baru saja disunat dan belum sembuh lukanya. Melihat kenyataan tersebut (karena mereka berada diwilayah Kerajaan Bone), maka orang-orang Wajo segera melarikan diri Melalui Sungai Walannae.

Setibanya Arung Matowa wajo La Salewangeng di Tosora, maka datanglah utusan Raja Bone untuk meminta agar La Maddukkelleng diserahkan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Arung Matowa Wajo mengatakan bahwa La Maddukkelleng tidak kembali ke Wajo sejak peristiwa di Cenrana. Utusan Raja Bone itu kembali sekalipun ia yakin bahwa Lamaddukkelleng masih berada di daerah Wajo, namun tidak dapat berbuat banyak karena adanya ikrar antara Bone, Soppeng, dan Wajo di Timurung pada tahun 1582, bahwa tiga kerajaan itu harus saling mempercayai. La Maddukkelleng dan dan meminta restu Arung Matowa wajo dan Dewan Pemerintah Wajo (Arung Bentempola) utuk berlayar meninggalkan daerah wajo. Saat itu bertepatan dengan selesainya pembangunan gedung tempat penyimpanan harta kekayaan disebelah timur Masjid Tosora serta gedung padi di Tellu Limpo. Anggota Dewan Pemerintah Kerajaan Wajo La Tenri Wija Daeng Situju berpesan agar senantiasa mengingat negeri Wajo selama diperantauan. Lalu ditanya tentang bekal yang akan dibawa, ia menmjawab bahwa ada 3 bekal yang akan dibawa serta yaitu : pertama lemahnya lidahku, kedua tajamnya ujung kerisku, dan yang ketiga ujung kelakilakianku. Dengan disertai pengikut-pengikutnya La Maddukkelleng berangkat dari Peneki dengan menggunakan perahu layar menuju Johor (Malaysia sekarang) Lontara Sukunna Wajo memberitakan bahwa La Maddukkelleng dalam perjalanan bertemu dengan saudaranya bernama Daeng Matekko, seorang saudagar kaya Johor. Hal ini membuktikan bahwa lama sebelumnya orang-orang Wajo sudah merambah jauh dinegeri orang. Lamaddukkelleng diperkirakan merantau pada masa akhir pemerintahan Raja Bone La Patauk Matanna Tikka Nyilinna Walinonoe, yang merangkap sebagai Datu Soppeng dan Ranreng Tua Wajo, sekitar tahun1714.

Arung Matowa Wajo masih kontroversi, versi pertama pemegang jabatan arung matowa adalah Andi Mangkona Datu Soppeng sebagai arung matowa wajo ke-45 setelah beliau terjadi kelowongan hingga wajo melebur ke Republik versi kedua hampir sama dengan pertama, tapi Ranreng Bettempola sebagai legislatif mengambil alih jabatan arung matowa (jabatan eksekutif) hingga melebur ke republik versi ketiga setelah lowongnya jabatan arung matowa, maka Ranreng Tuwa (H.A. Ninnong) sempat dilantik menjadi pejabat arung matowa dan memerintah selama 40 hari sebelum kedaulatan wajo diserahkan kepada gubernur sulawesi saat itu, bapak Ratulangi.

Kabupaten Wajo dulunya terdiri dari 10 kecamatan, akan tetapi sejak tahun 2000 terjadi pemekaran hingga saat ini terdapat 14 kecamatan :
Belawa • Bola • Gilireng • Keera • Majauleng • Maniang Pajo • Penrang • Pitumpanua • Sabbang Paru • Sajoanging • Takkalalla • Tana Sitolo • Tempe