Selasa, 28 Maret 2017



Laporan Survei Fenomena Komunitas luar yang ada pasca Kebakaran di Karang Asam Samarinda Kalimantan Timur
Tempat            : Karang Asam
Pukul               : 11.30 WITA
Narasumber     : Ibu Kustiatu dan Bapak Mustakim
(Prolog)                              
A.    HASIL OBSERVASI
Kami dari mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Mulawarman angkatan 2015, mendapatkan tugas psikologi sosial dari dosen Andreas Agung Kristanto, S.Psi., M.A, mengobservasi fenomena kebakaran  di Karang Asam untuk mensurvei fenomena komunitas luar yang ada pasca kebakaran di Karang Asam Samarinda Kalimantan Timur. Pada hari Sabtu, 19 Maret 2016 pukul 11.30 WITA. Kami datang ke TKP  untuk mensurvei langsung di lokasi, dan kami melihat seorang Ibu dan Bapak tengah memungut barang-barang bekas, diantaranya tembaga yang sudah  terbakar,  panci rusak, dan masih banyak pernak-pernik dan besi-besi yang masih  layak jual yang ia pungutnya. Inilah aktivitas pemulung yang dilakukan ditempat kejadian kebakaran.
Tampaknya Ibu dan Bapaknya kelihatan bersemangat meski perasaannya capek dan kepanasan mencari barang-barang bekas di siang hari bawah terik matahari, ibu dan bapaknya tetap saja sibuk mencari barang tersebut. Dan kami pun masih tetap memperhatikan bapak dan ibunya dari kejauhan, dan tampaknya ibunya  mengalami kesusahan mendorong gerobaknya yang berisikan  barang dan besi bekas sisa-sisa kebakaran, gerobak ibunya sudah tidak layak pakai ditambah lagi dengan muatan yang ada didalam gerobak, dapat dipastikan muatan itu sudah sangat berlebih. Gerobak itu sempat terperosok ke lubang, melihat kejadian tersebut kami berempat tidak berdiam diri, kami pun membantu mendorong gerobak hingga gerobak tersebut dapat berjalan lagi. Setelah itupun kami bertanya-tanya kepada ibu pemulung ini dan dihampiri oleh suami ibu tersebut.
HASIL SURVEI WAWANCARA
1.      Permisi maaf, mengganggu waktu Ibu kalau boleh tau nama Ibu dan bapak siapa yah,  ibu dan bapak darimana  ngapain ibu memungut barang-barang bekas ini?
Jawab :
iya, nama Ibu Kustiatu dan Bapaknya Mustakim, kami dari Rimbawa dan ini     barang-barang bekas kebakaran dan kami akan menjualnya ke pabrik daur ulang.
2.      Sejak kapan Ibu dan Bapak berada di tempat ini, untuk mencari barang-barang bekas disini?
Jawab :
Kami berada ditempat ini satu hari setelah kebakaran, namun sebelumnya terjadi kebakaran memang tempat ini sudah menjadi tempat dominan kami mencari barang-barang bekas, karena kami melihat tempat ini banyak barang bekas kebakaran yang terlantar di tanah yang tidak di pake lagi daripada menjadi sampah, kami berinisiatif untuk memungutnya dan menjualnya kembali karena bisa dikata cukup banyak.  Dan dijadikan daur ulang lagi untuk membutuhi biaya hidup, tujuannya juga untuk membantu masyarakat membersihkan lahan kebakaran ini.
3.      Jadi kalau ibu sudah mendapatkan barang-barang bekas ini, kira-kira nilai jual per kilogramnya berapa?
Jawab :
Nilai jualnya 1kg lima ratus rupiah, namun setelah masih awal terjadinya kebakaran kami membeli barang-barang bekas seharga seribu rupiah dari masyarakat sekitar, dan itu tidak sebanding dengan yang kami jualnya lagi,jika dijual ke pabrik pengepul besi tua.
4.      Untuk sampai ke penjual pabrik daur ulangnya bapak dan ibu naik apa untuk sampai disana?
Jawab :
Yah, kami mendorong gerobak dari Karang Asam sampai ke Karang Paci, dengan jalan kaki.
5.      Apakah ibu asli orang samarinda atau Cuma pendatang, apakah ibu sudah berkeluarga, dan punya anak berapa?
Jawab :
Kami hanya perantau dari Sumatera Jawa Tengah, kami disini hanya pendatang untuk mencari pekerjaan, dan Alhamdulillah sudah punya  2 anak semuanya disini dan bekerja di Bigmall.
6.      Sudah berapa tahun ibu tinggal di Samarinda, dan apa alasan Ibu dan Bapak lebih memilih merantau ketimbang tinggal di Kota sendiri?
Jawab :
2 tahun dan Alhamdulillah sudah 3 kali balik ke Jawa. Alasannya, karena di Jawa lapangan pekerjaan terlalu sempit, dan akhirnya kami memutuskan merantau di luar Pulau Jawa.
7.      Bagaimana perasaan Ibu dan Bapak saat mendengar kebakaran Yang terjadi di Karang Asam?
Jawab :
Kami sangat kaget, dan turut berduka karena kasian para korban harus rela tidak mendapatkan tempat tinggal dan bahkan  semua pakaian terbakar.
8.      Apa pesan Ibu dan Bapak buat para korban dalam mengahadapi cobaan yang menimpanya?
Jawab :
Semoga tetap bisa menjalani kehidupan selanjutnya, dan bisa tabah dan ikhlas menerima cobaan semua ini pasti akan ada hikmahnya.
B.     OBSERVASI SELANG WAWANCARA
Dalam observasi selang wawancara, kami melihat bapaknya sangat inverioritas karena bapaknya merasa rendah dan kotor saat kami hendak bersalaman dengan bapaknya, begitupun sebaliknya dengan ibunya tidak ingin foto bersama dengan kami.
C.    KESIMPULAN

a)      Pikiran
Pikiran subyek tentang kejadian kebakaran ini yaitu, mereka berharap agar para korban tetap bisa menjalani kehidupan selanjutnya, dan bisa tabah dan ikhlas menerima cobaan semua ini pasti akan ada hikmahnya.
b)     Perasaan
Perasaan yang dimunculkan bapak dan ibunya yaitu perasaan sedih melihat banyaknya korban yang kebakaran tempat tinggal yang begitu luas lahan yang terbakar, dan perasaan capek namun masih saja tetap semangat mencari barang bekas untuk dijualnya. Meski kepanasan karena terkena spanasnya sinar matahari.
c)      Tingkah laku
Tindakan yang dimunculkan yaitu bapak dan ibunya sibuk memungut barang-barang bekas terutama besi bekas untuk dijualnya lagi ke pengepul besi tua agar di daur ulang lagi di pabrik daur ulang . Dan pada saat setelah barang-barang sudah dipungut bapak dan ibunya langsung menaikkan barang bekas tersebut di gerobak dan mendorongnya sampai ke Karang Paci. Dan kelihatanya sangat kesusahan mendorongnya karena sangat berat muatannya, selain itu bapak dan ibu tersebut sangat menerima dan merespon kehadiran kami untuk melakukan pendekatan terhadap mereka (ramah).

Jadi sebagai kesimpulan akhir dari survei kami yaitu bapak Mustakim dan ibu Rustiatu yang mencari barang-barang bekas di lokasi kebakaran di Karam Asam untuk menjualnya lagi, dan itu merupakan tempat atau pusat pencahariannya. Dan semoga para korban kebakaran dapat menerima musibah ini secara ikhlas dan tabah dan semuanya pati akan dilaluinya dengan baik. Karena setiap musibah yang diturunkan oleh Allah SWT semua pasti aka nada hikmahnya. Amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar