Kamis, 22 Maret 2018

Guru Terhebat Dalam Hidup saya


“Guru Terhebat Dalam Hidupku”
(Oleh : Three Putri Welha, Mahasiswi Psikologi 2015 Universitas Mulawarman)

Terima kasih untuk guru-guru yang telah mendidik dan mengajar saya dengan sepenuh hati, penuh cinta dan kasih sayang. Tidaklah mudah untuk menjadi guru yang menginspirasi. Guru yang memberi motivasi untuk anak didiknya, guru yang memanusiakan manusia, dan guru yang menjadi teladan bagi anak didik maupun anak kandungnya sendiri. Bagi saya menjadi seorang guru itu adalah sebuah profesi yang sangat mulia dan berjasa. Tanpa adanya guru, pengusaha, artis, dokter, polisi, tentara, dan semua jenis profesi lainnyya tidak akan ada tanpa adanya seorang tenaga pendidik (guru) yang membagikan ilmunya kepada kita dengan hati yang ikhlas. Dalam artikel saya ini, sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh guru-guru saya yang telah mengajarkan saya banyak ilmu dan memberikan pembelajaran yang begitu bermakna khusunya pembelajaran etika dan moral hingga saya telah sampai di jenjang perkuliahan. Bagi saya semua guru yang telah mengajar saya adalah seorang guru yang sangat mulia dan harapannya hanya satu yaitu semoga muridnya lebih sukses darinya. Aamiin..
Dalam artikel ini, saya akan menceritakan sosok yang sangat mengispirasi dalam hidup saya yaitu tidak lain adalah Ayah saya sendiri, ayah saya juga merupakan tenaga pendidik (pengajar), ayah saya mengajar dan menjadi seorang kepala sekolah disalah satu sekolah yang terletak agak jauh dari rumah saya yang membutuhkan perjalanan kurang lebih 10 kilometer, ayah dan ibu saya menceritakan bahwa orang yang pertama memperjuangkan agar sekolah tersebut bisa didirikan di desa saya tidak lain adalah ayah saya sendiri. Sebelumnya ayah saya hanya guru biasa dan di tempatkan yang jauh  dari tempat tinggal saya yang melewati beberapa kabupaten dari tempat tinggal saya, saat itu saya belum lahir dan ayah dan ibu saya menjalin hubungan Long Married Relathionsip demi pekerjaan yang ayah saya emban yaitu menjadi seorang guru.
Namun, ayah saya tetap kembali untuk menemui ibu dan kakak-kakak saya jika ada waktu libur, setelah 3 tahun lamanya, akhirnya ayah saya mengajukan surat pindah untuk kembali mengajar di kampungnya sendiri, dan memperjuangkan sistem pendidikan anak-anak pada saat itu, karena pada saat itu tingkat pendidikan anak didik sangat minim dan juga dikarenakan terbatasnya bangunan sekolah yang disediakan oleh pemerintah saat itu khususnya di desa saya yang bisa dikatakan masih sangat terpencil dan pedalaman. Hingga akhirnya permohonan surat ayah saya untuk membangun sebuah sekolah di desa saya itupun dterima, dan ayah saya pun diangkat menjadi seorang kepala sekolah, kira-kira umur saya saat itu 3 tahun. Dengan lokasi yang terpencil dan pedalaman yaitu di pinggir sawah, kemudian perlengkapan yang terbatas, jalan yang masih berlumpur dan harus menyebrangi sungai  menggunakan perahu karet, dan juga gedung sekolah yang dari kayu. Namun hal tersebut ayah saya tidak pantang menyerah untuk membangun sekolah tersebut.
Setelah umur saya lima tahun, sekolah tersebut sudah bisa digunakan meskipun muridnya masih belom cukup ratusan, dan bentuk  gedung kelasnya adalah model rumah panggung, karena daerah tersebut rawan oleh banjir dan gedung kelasnya pun terbatas dalam satu ruangan ada dua kelas yang digunakan dan dindingnya hanya menggunakan tirai, dan jumlah siswa dalam satu kelas tidak mencapai sepuluh murid bahkan ada kelas yang siswanya hanya 4 murid saja. Namun, tekad ayah saya dan guru yang lainnya untuk mnegajar sangat bersemangat. Saat umur saya 7 tahun saya pun masuk sekolah SD, namun saat itu saya tidak masuk disekolah ayah saya, dikarenakan sudah ada sekolah yang berdiri lebih dekat dari rumah saya, hingga akhirnya saya didaftarkan masuk disekolah tersebut oleh ayah saya, padahal saya sangat ingin sekolah di tempat ayah saya mengajar.
Namun, ayah saya tidak mengijinkan saya untuk sekolah di tempat ia mengajar dikarenakan lokasi sekolah tempat ayah saya mengajar agak jauh dari sekolah saya dan juga perjalanan menuju sekolah ayah saya mengajar banyak rintangannya karena harus menaiki perahu karet dan berjalan kurang lebih 1 kilometer untuk sampai di lokasi. saat umur saya 9 tahun sekolah ayah saya mendapatkan bantuan dari Pemerintah yaitu membangun gedung yang lebih tinggi dan penambahan gedung kelas, saat itu juga saya melihat perjuangan ayah saya mengantar barang-barang ke sekolah dengan menggunakan mobil pick-up dan harus melewati jalan yang licin dan berlobang, pada waktu itu mobil pengantaran barang-barang yang berisikan kayu itu mengantarnya sekitar jam 5 sore, dan saya pun ikut dengan ayah saya utnuk mengantar barang tersebut, sesampainya kami di perbatasan penyebrangan saya melihat murid-murid ayah saya menunggu barang tersebut dan membongkarnya dari mobil dan membawanya ke lokasi sekolahnya. Saat itu saya sangat terinspirasi akan kerja keras ayah saya saat membangun sekolah tersebut yang kedua kalinya, dan pertama kali saya melihatnya. Karena saat pembangunan pertama saya masih berusia 3 tahun.
Saat perjalanan pulang, tiba-tiba hujan mengguyur jalanan dan tiba-tiba mobil berhenti dan tidak bisa berjalan, saat kami turun untuk melihat ban mobilnya ternyata bannya tenggelam dilumpur dan susah untuk berjalan dikarenakan tanahnya lembek dan berlobang sehingga ban mobil tidak bisa berjalan. Saat itu ayah saya mendorong ban mobil nya dari belakang, kemudian supir tetap naik dan menancap gasnya sedangkan saya juga naik di dalam mobil dan hanya bisa melihat ayah saya mendorong mobil tersebut dengan sendirinya di malam hari kira-kira waktu itu menunjukkan pukul 8 malam. Saat itulah yang menjadi kenangan dan kisah yang sangat menginspirasi buat saya dengan ayah saya. Dan meskipun sekarang ayah saya telah meminggal namun jiwa dan raga ayah saya selalu ada dalam diri saya, dan saya harus tetap semangat dan berjuang dalam menjalani kehidupan saya. Dan sekarang saya sangat bersyukur karena, masih ada Ibu dan saudara-saudara saya yang selalu menemani saya hingga sekarang.
Ayah, saya akan selalu mengingat nasihatmu, dan inspirasi yang engkau berikan kepada saya, saudara-saudara saya dan juga murid-murid ayah, dan saya akan buktikan pada dunia bahwa kaulah mentor yang paling luar biasa buat diri saya hingga saya bisa menjadi atas apa yang telah ayah do’akan untuk anakmu ini.





Samarinda, 21 Maret 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar